A.
Pengertian
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP)
MMT (Manajem
Mutu Terpadu) adalah salah satu cara dalam mengatur orang banyak, atau suatu
prosedur dalam hal ini setiap orang berusaha keras secara terus-menerus
memperbaiki jalan menuju suatu keberhasilan. Dapat pula MMT diartikan sebagai
suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu
pendidikan melalui peningkatan mutu semua komponen terkait. Di dalamnya
terkandung maksud menyelaraskan usaha-usaha orang banyak dalam organisasi
sedemikian rupa, sehingga mereka menghadapi tugasnya dengan penuh semangat dan
berpartisipasi secara penuh dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan. [1]
MMTP (Manajem
Mutu Terpadu Pendidikan) ialah suatu system manajemen yang menyangkut mutu
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi. Definisi MMTP mencakup dua komponen
yakni apa dan bagaimana menjalankan MMTP. Dalam MMTP, pelanggan adalah yang
berkuasa atau sebagai raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya. MMT
dipopulerkan oleh peter dan Waterman pada tahun 1982. Konsep MMT : (1) MMTP
bukanlah suatau beban atau gangguan dan tidak dibuat oleh anda, (2) MMTP
bukanlah pekerjaan untuk seseorang atau agenda lainnya kecuali agendanya sama
dengan keingginan pelanggan, (3) MMTP
bukanlah suatu yang hanya dikerjakan oleh para manajer senior kemudian
memberi petunjuk kepada bawahannya. [2]
B.
Tujuan dan
Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Adapun
tujuannya adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan
efisiensi. Mengacu tujuan tersebut, MMT menuntut adanya perubahan sifat
hubungan antara pengelola (pemimpin) dan pelaksana pekerjaan (bawahan).
Hubungan yang terbuka antara pimpinan dan bawahan dapat mengubah perintah dari
pimpinan menjadi inisiatif dari bawahan. Dalam hubungan tersebut tugas pimpinan
tidak memberi perintah, melainkan mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu
pekerjaan di dalam organisasi/ lembaga pendidikan. Mutu yang tinggi adalah kunci untuk
kebanggaan, produktivitas dan kemampulabaan. Tujuan Mutu harus merupakan produk
dan jasa yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Agar dapat berhasil,
aktrivitas mutu harus didukung oleh manajemen dan berorientasi konsumen.
Dukungan manajemen, tenaga kerja dan pemerintah untuk perbaikan mutu adalah
penting untuk kompetisi yang efektif dipasar global.[3]
Adapun
prinsip-prinsip umum dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah:
1.
Organisasi yang
memfokuskan pada ketercapaian kepuasan pelanggan
2.
Kepemimpinan
3.
Keterlibatan
seluruh partisipan organisasi
4.
Pendekatan yang
menekankan pada perbaikan proses
5.
Penerapan
manajemen dengan pendekatan sistem
6.
Langkah
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus
7.
Penerapan
pengambilan keputusan yang didasarkan fakta[4]
C.
Perkembangan
Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
MMT
dikembangkan di dalam lembaga pendidikan dalam rangka memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Fokus utama adalah pelanggan dan kebutuhannya, dalam arti
bahwa perlu diteliti secara objektif dan terinci siapa pelanggan, apa
kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan (memuaskan) pelanggan itu. Pelanggan-pelanggan
lembaga pendidikan dapat dibagi dua yakni pelanggan internal meliputi: guru,
pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi; dan pelanggan eksternal
yang terdiri atas tiga kategori, yakni: pelanggan primer (peserta didik);
pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat luas); dan pelanggan
tersier (dunia usaha atau dunia kerja). Setelah semuanya diketahui, kemudian
ditentukan sistem dan proses untuk memenuhi kebutuhan itu. Secara rinci
komponen-komponen yang terkait dengan mutu pendidikan adalah:
1.
Peserta didik,
dalam hal ini kesiapan dan motivasi belajarnya
2.
Guru/ Dosen,
yakni kemampuan profesional, moral kerjanya (kemampuan personal), dan kerja samanya (kemampuan
sosial)
3.
Kurikulum,
menyangkut relevansi konten/ isi dan operasio- nalisasi proses pembelajarannya.
4.
Dana, sarana,
dan prasarana, meliputi kecukupan dan kefektifan dalam
mendukung proses pembelajaran; dan
mendukung proses pembelajaran; dan
5.
Masyarakat
(orang tua, pengguna lulusan, dan lembaga pendidikan di
atasnya), yakni partisipasinya dalam pengembangan program-program
pendidikan di sekolah/ perguruan tinggi. Mutu komponen-komponen
tersebut di atas menjadi fokus perhatian kepala sekolah/ pimpinan lembaga pendidikan.
atasnya), yakni partisipasinya dalam pengembangan program-program
pendidikan di sekolah/ perguruan tinggi. Mutu komponen-komponen
tersebut di atas menjadi fokus perhatian kepala sekolah/ pimpinan lembaga pendidikan.
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam menerapkan MMT di lembaga pendidikan adalah:
1.
Mengubah pola
pikir dari sekolah sebagai unit produksi menjadi layanan jasa. Perubahan
menuntut pimpinan, guru, dan seluruh staf di sekolah/ PT untuk memperlakukan
pesertadidik, orang tua, kalangan PT, industri, dan masyarakat sebagai
pelanggan yang harus dilayani. Sekolah melayani mereka dan bukan sebnaliknya
mereka yang harus ikut kemauan sekolah.
2.
Fokus perhatian
diletakkan pada proses secara sistemik. Misalnya ada kejadian kejadian peserta
didik melakuakan pelanggaran, maka harus dianakisis prosesnya sevara sistemik
dan bukan sekedar menyalahkan peserta didik. Pemecahan masalah juga harus
difokuskan pada perbaikan sistemnya.
3.
Pemikiran
jangka panjang. Artinya, suatu program/ kegiatan bukan hanya ditujukan untuk
kepentingan sesaat tetapi untuk jangka panjang. Misalnya, pemecahan masalah
pelanggaran disiplin oleh peserta didik, bukan diarahkan untuk membuat peserta
didik yang melanggar tersebut menjadi disiplin, tetapi agar peserta didik yang
lain juga tidak melakukan pelanggaran.
4.
Komitmen pada
mutu. Jadi sekolah/ PT harus selalu mengupayakan peningkatan mutu, yakni
kepuasan pelanggan, baik pelanggan intenral maupun eksternal.
5.
Mementingkan
pengembangan sumber daya manusia. Artinya, setiap program harus disertai dengan
upaya peningkatan kualitas SDM yang melaksanakannya
Untuk melaksanakan sistem tersebut diperlukan
partisipasi semua pihak yang terkait terutama semua unsur pengelola. Ketiga
inti manajemen tersebut harus dituangkan dalam suatu rencana strategis lembaga
pendidikan sebagai penuntun kepada penampilan kinerja lembaga pendidikan secara
memuaskan. Jika langkah-langkah dalam menerapkan MMT dalam pendidikan tersebut
di atas dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua komponen pendidikan terkait,
maka harapan untuk menjadikan lembaga pendidikan memiliki keunggulan kompetifi dan
komparatif insya’Allah akan menjadi kenyataan.
D.
Strategi
Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Menuju Keunggulan Era Globalisasi
Berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama.
Konsep pemberian tanggung jawab pendidikan pada pemerintah, orang tua, dan
masyarakat merupakan konsep terpadu berdasarkan prinsip gotong-royong yang
diakui sebagai tradisi kehidupan budaya masyarakat kita. Gotong-royong menuntut
tiadanya penonjolan otoritas kekuasaan, sekaligus merupakan cerminan dari
demokrasi yang sedang dan terus kita kembangkan. Selama ini iklim dalam lembaga
pendidikan kita belum mendukung budaya demokratis itu. Kekuasaan masih sangat
menonjol dalam dunia pendidikan kita. Keadaan ini harus diperbaiki dengan penerapan
manajemen pendidikan yang lebih mengedepankan prinsip demokrasi.
Pendidikan
demokratis seharusnya mengembangkan warga masyarakat yang “mudah memimpin
tetapi sulit untuk memaksa”. Dalam masyarakat demokratis, pendidikan menyajikan
kebenaran dan nilai tetapi dalam bentuk yang terbuka atas pemikiran kritis.
Guru yang demokratis menghargai tradisi bangsanya tetapi memiliki pandangan
yang kritis dengan menyajikannya sebagai subjek modifikasi dan pengembangan,
bukan terkungkung oleh berbagai otoritas dan rasa tidak aman.
Lembaga
pendidikan tidak mungkin menjadi tumpuan harapan untuk merintis bagi
tumbuh-berkembangnya sikap demokratis yang memiliki fungsi korektif, sikap
kritis dan kreatif tanpa diberikan kepercayaan dan kebebasan. Memperhatikan
berbagai kelemahan pendidikan kita selama ini seperti diuraikan di bagian depan
dan mengantisipasi perkembanganm global, maka tugas pokok lembaga pendidikan
adalah melakukan pembaruan dalam pendidikan khususnya lagi dalam manajemen
pendidikan yang lebih prospektif dan antisipatif. Mengingat bahwa sebagai
sebuah institusi pendidikan kinerjanya sangat ditentukan oleh model manajemen
yang digunakan dalam memproses semua sumber daya yang ada bagi keberhasilandan
mutu penampilan organisasi.
Salah satu
model manajemen dalam rangka lebih mengembangkan pendidikan itu adalah dengan
menerapkan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau dikenal dengan Total Quality
Management (TQM) dalam pendidikan. Konsep Total Quality Manajemen (TQM) pertama
kali di kemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United
State Navy. Istilah TQM ini mengandung makna every process, every job, dan
every person[5].
Dalam konsep MMT atau TQM, lembaga pendidikan dipandang sebagai industri jasa/
pelayanan. Lembaga pendidikan sebagai industri jasa/ pelayanan memiliki
pelanggan (customer).
Menurut
cassio, “TQM, a philosofhy and set of guiding principles that represent the
foundation of a continuously improving organization, include seven broad
components :
1.
A focus on the
customer or user of a product or service ensuring the custumer’s need an
expectations are satisfied consistenly.
2.
Active
leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be
incorporated into a company’s management philosophy.
3.
Quality concept
(e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and
manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a
company.
4.
Corporate culture, established and reinforced
by top executives, that involves all employees in contributing to quality
improvement
5.
A focus on
employee involvement, teamwork, and training at all levels in order to
strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6.
An approach to
problem solving that is base on continuously gathering evaluating, an acting on
facts and data is a systematic manner.
7.
Recognition of
suppliers as full partners in quality management process[6]
E.
Tantangan Dunia
Pendidikan pada Era Global
Sejak akhir
abad XX bangsa Indonesia mengalami transformasi sosial budaya yang sangat cepat.
Terjadilah perubahan dan pergeseran nilai kehidupan yang sangat jauh berbeda
dengan masa-masa sebelumnya. Kini masyarakat Indonesia sedang berada pada masa
transisi dalam hal pola pikir, sikap, dan pola tindakan. Transformasi sosial
budaya tersebut di samping membawa dampak positif ternyata juga menghadapkan
kita pada beberapa masalah dan tantangan bagi kehidupan masyarakat umumnya dan
juga pendidikan kita khususnya.
Jika kita ringkas maka tantangan
hidup yang dihadapi masyarakat mendatang antara lain: Globalisasi dan pasar
bebas, SDM menjadi faktor penentu kemakmuran, kemajuan pesat sains dan
teknologi, membanjirnya informasi (terutama dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat dan Eropa, kerja sarat teknologi, munculnya kaum miskin baru: penganggur
terdidik, dan transformasi sosial-budaya.
[1] Nasution Nur. 2005. Manajemen
Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 21
[2] Usman Husaini.2008. Manajemen
Teori Praktik & Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Hal.530
[4]
Sudiyono.2004.manajemen pendidikan tinggi.jakarta:Rineka cipta. Hal 104
[6]Minarti
Sri. 2011. Manajemen Sekolah.
Jogyakarta: AR-Ruzz Media
2 komentar:
Manejemen Mutu memiliki tiga komponen utama :
Pengendalian Mutu
Jaminan Mutu
Perbaikan mutu.
Manajemen mutu berfokus tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
isokonsultindo membantu Perusahaan dan Bisnis anda mendapatkan sertifikat ISO
www.isokonsultindo.com
I cannot thank Mr Benjamin service enough and letting people know how grateful I am for all the assistance that you and your team staff have provided and I look forward to recommending friends and family should they need financial advice or assistance @ 1,9% Rate for Business Loan .Via Contact : . lfdsloans@outlook.com. WhatsApp...+ 19893943740. Keep up the great work.
Thanks, Busarakham.
Posting Komentar