Senin, 02 September 2013

Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP)

A.    Pengertian Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP)

MMT (Manajem Mutu Terpadu) adalah salah satu cara dalam mengatur orang banyak, atau suatu prosedur dalam hal ini setiap orang berusaha keras secara terus-menerus memperbaiki jalan menuju suatu keberhasilan. Dapat pula MMT diartikan sebagai suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu semua komponen terkait. Di dalamnya terkandung maksud menyelaraskan usaha-usaha orang banyak dalam organisasi sedemikian rupa, sehingga mereka menghadapi tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi secara penuh dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan. [1]

MMTP (Manajem Mutu Terpadu Pendidikan) ialah suatu system manajemen yang menyangkut mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Definisi MMTP mencakup dua komponen yakni apa dan bagaimana menjalankan MMTP. Dalam MMTP, pelanggan adalah yang berkuasa atau sebagai raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya. MMT dipopulerkan oleh peter dan Waterman pada tahun 1982. Konsep MMT : (1) MMTP bukanlah suatau beban atau gangguan dan tidak dibuat oleh anda, (2) MMTP bukanlah pekerjaan untuk seseorang atau agenda lainnya kecuali agendanya sama dengan keingginan pelanggan, (3) MMTP  bukanlah suatu yang hanya dikerjakan oleh para manajer senior kemudian memberi petunjuk kepada bawahannya. [2]




B.     Tujuan dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

Adapun tujuannya adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi. Mengacu tujuan tersebut, MMT menuntut adanya perubahan sifat hubungan antara pengelola (pemimpin) dan pelaksana pekerjaan (bawahan). Hubungan yang terbuka antara pimpinan dan bawahan dapat mengubah perintah dari pimpinan menjadi inisiatif dari bawahan. Dalam hubungan tersebut tugas pimpinan tidak memberi perintah, melainkan mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan di dalam organisasi/ lembaga pendidikan.  Mutu yang tinggi adalah kunci untuk kebanggaan, produktivitas dan kemampulabaan. Tujuan Mutu harus merupakan produk dan jasa yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Agar dapat berhasil, aktrivitas mutu harus didukung oleh manajemen dan berorientasi konsumen. Dukungan manajemen, tenaga kerja dan pemerintah untuk perbaikan mutu adalah penting untuk kompetisi yang efektif dipasar global.[3]

Adapun prinsip-prinsip umum dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah:
1.      Organisasi yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan pelanggan
2.      Kepemimpinan
3.      Keterlibatan seluruh partisipan organisasi
4.      Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses
5.      Penerapan manajemen dengan pendekatan sistem
6.      Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus
7.      Penerapan pengambilan keputusan yang didasarkan fakta[4]



C.    Perkembangan Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

MMT dikembangkan di dalam lembaga pendidikan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan. Fokus utama adalah pelanggan dan kebutuhannya, dalam arti bahwa perlu diteliti secara objektif dan terinci siapa pelanggan, apa kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan (memuaskan) pelanggan itu. Pelanggan-pelanggan lembaga pendidikan dapat dibagi dua yakni pelanggan internal meliputi: guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi; dan pelanggan eksternal yang terdiri atas tiga kategori, yakni: pelanggan primer (peserta didik); pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat luas); dan pelanggan tersier (dunia usaha atau dunia kerja). Setelah semuanya diketahui, kemudian ditentukan sistem dan proses untuk memenuhi kebutuhan itu. Secara rinci komponen-komponen yang terkait dengan mutu pendidikan adalah:

1.              Peserta didik, dalam hal ini kesiapan dan motivasi belajarnya
2.              Guru/ Dosen, yakni kemampuan profesional, moral kerjanya (kemampuan  personal), dan kerja samanya (kemampuan sosial)
3.              Kurikulum, menyangkut relevansi konten/ isi dan operasio- nalisasi proses pembelajarannya.
4.              Dana, sarana, dan prasarana, meliputi kecukupan dan kefektifan dalam
mendukung proses pembelajaran; dan
5.              Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan, dan lembaga pendidikan di
atasnya), yakni partisipasinya dalam pengembangan program-program
pendidikan di sekolah/ perguruan tinggi. Mutu komponen-komponen
tersebut di atas menjadi fokus perhatian kepala sekolah/ pimpinan lembaga pendidikan.
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menerapkan MMT di lembaga pendidikan adalah:
1.      Mengubah pola pikir dari sekolah sebagai unit produksi menjadi layanan jasa. Perubahan menuntut pimpinan, guru, dan seluruh staf di sekolah/ PT untuk memperlakukan pesertadidik, orang tua, kalangan PT, industri, dan masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani. Sekolah melayani mereka dan bukan sebnaliknya mereka yang harus ikut kemauan sekolah.
2.      Fokus perhatian diletakkan pada proses secara sistemik. Misalnya ada kejadian kejadian peserta didik melakuakan pelanggaran, maka harus dianakisis prosesnya sevara sistemik dan bukan sekedar menyalahkan peserta didik. Pemecahan masalah juga harus difokuskan pada perbaikan sistemnya.
3.      Pemikiran jangka panjang. Artinya, suatu program/ kegiatan bukan hanya ditujukan untuk kepentingan sesaat tetapi untuk jangka panjang. Misalnya, pemecahan masalah pelanggaran disiplin oleh peserta didik, bukan diarahkan untuk membuat peserta didik yang melanggar tersebut menjadi disiplin, tetapi agar peserta didik yang lain juga tidak melakukan pelanggaran.
4.      Komitmen pada mutu. Jadi sekolah/ PT harus selalu mengupayakan peningkatan mutu, yakni kepuasan pelanggan, baik pelanggan intenral maupun eksternal.
5.      Mementingkan pengembangan sumber daya manusia. Artinya, setiap program harus disertai dengan upaya peningkatan kualitas SDM yang melaksanakannya

Untuk melaksanakan sistem tersebut diperlukan partisipasi semua pihak yang terkait terutama semua unsur pengelola. Ketiga inti manajemen tersebut harus dituangkan dalam suatu rencana strategis lembaga pendidikan sebagai penuntun kepada penampilan kinerja lembaga pendidikan secara memuaskan. Jika langkah-langkah dalam menerapkan MMT dalam pendidikan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua komponen pendidikan terkait, maka harapan untuk menjadikan lembaga pendidikan memiliki keunggulan kompetifi dan komparatif insya’Allah akan menjadi kenyataan.

D.    Strategi Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Menuju Keunggulan Era Globalisasi

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama. Konsep pemberian tanggung jawab pendidikan pada pemerintah, orang tua, dan masyarakat merupakan konsep terpadu berdasarkan prinsip gotong-royong yang diakui sebagai tradisi kehidupan budaya masyarakat kita. Gotong-royong menuntut tiadanya penonjolan otoritas kekuasaan, sekaligus merupakan cerminan dari demokrasi yang sedang dan terus kita kembangkan. Selama ini iklim dalam lembaga pendidikan kita belum mendukung budaya demokratis itu. Kekuasaan masih sangat menonjol dalam dunia pendidikan kita. Keadaan ini harus diperbaiki dengan penerapan manajemen pendidikan yang lebih mengedepankan prinsip demokrasi.
Pendidikan demokratis seharusnya mengembangkan warga masyarakat yang “mudah memimpin tetapi sulit untuk memaksa”. Dalam masyarakat demokratis, pendidikan menyajikan kebenaran dan nilai tetapi dalam bentuk yang terbuka atas pemikiran kritis. Guru yang demokratis menghargai tradisi bangsanya tetapi memiliki pandangan yang kritis dengan menyajikannya sebagai subjek modifikasi dan pengembangan, bukan terkungkung oleh berbagai otoritas dan rasa tidak aman.
Lembaga pendidikan tidak mungkin menjadi tumpuan harapan untuk merintis bagi tumbuh-berkembangnya sikap demokratis yang memiliki fungsi korektif, sikap kritis dan kreatif tanpa diberikan kepercayaan dan kebebasan. Memperhatikan berbagai kelemahan pendidikan kita selama ini seperti diuraikan di bagian depan dan mengantisipasi perkembanganm global, maka tugas pokok lembaga pendidikan adalah melakukan pembaruan dalam pendidikan khususnya lagi dalam manajemen pendidikan yang lebih prospektif dan antisipatif. Mengingat bahwa sebagai sebuah institusi pendidikan kinerjanya sangat ditentukan oleh model manajemen yang digunakan dalam memproses semua sumber daya yang ada bagi keberhasilandan mutu penampilan organisasi.
Salah satu model manajemen dalam rangka lebih mengembangkan pendidikan itu adalah dengan menerapkan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau dikenal dengan Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan. Konsep Total Quality Manajemen (TQM) pertama kali di kemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United State Navy. Istilah TQM ini mengandung makna every process, every job, dan every person[5]. Dalam konsep MMT atau TQM, lembaga pendidikan dipandang sebagai industri jasa/ pelayanan. Lembaga pendidikan sebagai industri jasa/ pelayanan memiliki pelanggan (customer).
Menurut cassio, “TQM, a philosofhy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuously improving organization, include seven broad components :
1.      A focus on the customer or user of a product or service ensuring the custumer’s need an expectations are satisfied consistenly.
2.      Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s management philosophy.
3.      Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.
4.       Corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement
5.      A focus on employee involvement, teamwork, and training at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6.      An approach to problem solving that is base on continuously gathering evaluating, an acting on facts and data is a systematic manner.
7.      Recognition of suppliers as full partners in quality management process[6]
E.     Tantangan Dunia Pendidikan pada Era Global

Sejak akhir abad XX bangsa Indonesia mengalami transformasi sosial budaya yang sangat cepat. Terjadilah perubahan dan pergeseran nilai kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kini masyarakat Indonesia sedang berada pada masa transisi dalam hal pola pikir, sikap, dan pola tindakan. Transformasi sosial budaya tersebut di samping membawa dampak positif ternyata juga menghadapkan kita pada beberapa masalah dan tantangan bagi kehidupan masyarakat umumnya dan juga pendidikan kita khususnya.
            Jika kita ringkas maka tantangan hidup yang dihadapi masyarakat mendatang antara lain: Globalisasi dan pasar bebas, SDM menjadi faktor penentu kemakmuran, kemajuan pesat sains dan teknologi, membanjirnya informasi (terutama dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, kerja sarat teknologi, munculnya kaum miskin baru: penganggur terdidik, dan transformasi sosial-budaya.



[1] Nasution Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 21
[2] Usman Husaini.2008. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Hal.530
[3] Widjaja tunggal amin.1998.manajemen mutu terpadu.jakarta:rineka cipta. Hal 2
[4] Sudiyono.2004.manajemen pendidikan tinggi.jakarta:Rineka cipta. Hal 104
[5] Rochaety Eti dkk. 2010. sistem informasi manajemen pendidikan. Jakarta: Bumu aksara. Hal 97
[6]Minarti Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Jogyakarta: AR-Ruzz Media

2 komentar:

Jasa Sertifikasi ISO mengatakan...

Manejemen Mutu memiliki tiga komponen utama :

Pengendalian Mutu
Jaminan Mutu
Perbaikan mutu.
Manajemen mutu berfokus tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
isokonsultindo membantu Perusahaan dan Bisnis anda mendapatkan sertifikat ISO
www.isokonsultindo.com

Anonim mengatakan...

I cannot thank Mr Benjamin service enough and letting people know how grateful I am for all the assistance that you and your team staff have provided and I look forward to recommending friends and family should they need financial advice or assistance @ 1,9% Rate for Business Loan .Via Contact : . lfdsloans@outlook.com. WhatsApp...+ 19893943740. Keep up the great work.
Thanks, Busarakham.

Posting Komentar